Di Dadaku, Harapan Berkibar
“Di Dadaku, Harapan Berkibar”
Di bawah matahari yang hampir tenggelam,
aku mengangkat wajah ke langit
seolah meminta satu jawaban:
apa arti pulang, apa harga sebuah keyakinan?
Di dadaku, warna-warna harapan
yang menempel bukan sekadar kain,
tapi napas yang kupeluk sejak kecil—
ideologi yang tumbuh dari cerita,
air mata, dan tanah yang kukenali dari nama-nama lama.
Aku berdiri di jalan yang sunyi,
namun di dalam diri, riuh suara masa depan.
Mereka memanggilku untuk tetap tegak,
meski angin kadang datang sebagai badai.
Harapan bukan milik orang yang lemah,
tapi milik mereka yang tetap memilih percaya
ketika dunia mulai meragukan.
Ideologi bukan sekedar slogan,
tapi kompas di hari gelap,
api kecil yang tak pernah padam
meski hujan turun tanpa ampun.
Aku belajar bahwa cinta di tanah
kadang harus dijaga lewat diam,
kadang lewat suara,
tapi selalu lewat keberanian.
Maka hari ini,
kutegakkan dadaku,
kubuka mataku pada cahaya yang tersisa.
Sebab selama harapan berkibar di dalam dada,
tak ada senja yang sanggup
menyelesaikan ideologi
yang lahir dari hati.


Post a Comment