Skendi Negeri Di atas batu
Cerpen: Skendi Negeri Di atas batu
Kampung Skendi terletak di darang tinggi dan memiliki gunung batu. Dari atas jalan setapak menuju kampung, mata siapa pun akan terpukau melihat pemandangan hijau yang seolah tak ada habisnya. Kali Kabira Skendi berliku tenang di antara kebun dan hutan tropis, sementara di tepiannya tersusun batu-batu besar.
Setiap pagi, suara ayam bersatu dengan gemericik air sungai. Anak-anak berlari di jalan berbatu, menenteng ember kecil berisi ikan dan udang yang baru mereka tangkap. Di kejauhan, asap tipis naik dari kebun warga. Aroma keladi bakar bercampur dengan bau tanah basah—sebuah wangi khas Skendi setelah hujan malam.
“Tanah ini memang konservasi,” kata randy, lelaki tua yang dikenal sebagai pemecah batu. “Airnya jernih, tanahnya subur, batunya keras. Tapi semua bernilai, jika di olah maka akan hasilkan uang.”
Ucapan itu sering diulangi pada anak-anak muda kampung,. Mereka bilang, batu di bawah tanah kampung itu bernilai tinggi—bisa jadi bahan bangunan besar di kota..
Musim berganti. Anak-anak yang dulu bermain di sungai kini sudah remaja. Mereka mulai belajar mengelola hasil kebun, menanam kelapa, betatas, dan pinang. ada yang memecah untuk membangun rumah sendiri ataupun dijual.
Mereka tahu, batu bisa jadi rezeki, tapi hanya bila digunakan dengan bijak.
Pada suatu sore, randy yang masih duduk di kelas tiga SMA—berdiri di tepi sungai sambil menyalakan air yang berkilau diterpa matahari. Ia tersenyum, lalu mencatat sesuatu di buku kecilnya:
“Skendi bukan sekadar kampung di peta.
Di sini, batu punya nyawa, sungai punya suara,
dan tanah pinggiran menumbuhkan harapan.”
Kelak, tulisan itu menjadi puisi pembuka dalam buku kecil berjudul Dari anak kampung batu batu , karya anak-anak Skendi. Buku itu berisi cerita, foto, dan puisi tentang kampung mereka—tentang bagaimana alam memberi, dan manusia belajar untuk menjaga.
Malam itu, randy duduk di depan rumah, menatap bintang yang bertabur di langit. Ia melihat anak-anak muda tersenyum membawa senter, menuju kali kambira untuk mencari ikan dan udang.
“Skendi akan tetap damai dalam diam dan kita akan selalu mensyukurinya.”
#fyp #foto




Post a Comment