Header Ads

test
--

Di danau uter aku jatuh cinta

Sebuah kisah dalam setiap perjalan hidup tentu terlukis dengan indah, bila itu kisah cinta. Semua itu selalu bermula pada pandangan pertama membuat orang merasa takjub melihat suatu keindahan yang mempesona, dan akhirnya merajut dalam cinta.

Cinta bukan hanya pada pribadi yang membuat hati orang cenat cenut, tetapi keindahan alam yang sungguh indah, membuat hati terasa damai dan tenang. Kisah cinta ini dilukiskan dalam lagu yang berjudul “Di Danau Uter Aku Jatuh Cinta”

sumber foto:Google

Lagu ini dinyanyikan oleh alm. Melky Goeslaw.  Melky Goeslaw adalah penyanyi  Indonesia, kelahiran Morotai, Halmahera, 7 Mei 1947. Lagu ini mengisahkan tentang seorang rimba penggergaji kayu yang tersesat di hutan dekat danau Uter.


Hujan rintik-rintik membasahiku, di tengah hutan gunung  nanbiru, tiada mengenal lelah. Diriku sebagai rimbawan penggergaji kayu. Tak sangka tersesat diriku, entah jalan mana kanku tempuh, tiba-tiba mataku tertuju di depanku ada damau indah teduh. Dari kejauhan terlihat seorang gadis Aitinyo di sana, sambil membasuh pakaiannya, senyum manis tersirat di bibirnya. Kudatang menghampiri dirinya, dia pun menyambutku dengan manja. Tak kuasa kusembunyikan rasa. Di danau Uter aku jatuh cinta”demikian lirik lagunya.

Rupanya perjalanan ini merajut dalam cinta, dimana tadinya keindahnya alam yang mempesona dipandanganya namun ternyata ada terlihat seorang gadis hitam manis dipinggir danau, mambuat si penggergaji pun terpersona dan jatuh cinta.

Melihat sang gadis itu ia (penggergaji) menghampirinya dan bersama pulang ke rumahnya yang tak jauh dari danau. Tak menuggu waktu dan tak menyia-nyiakan kesempatan, kata cinta pun terucapkan di pinggir danau, seakan-akan danau Uter menjadi saksi bisu cinta mereka.
sumber : Google

Untuk meyakinkan cinta itu sang gadis bertanya, “kaka, kau bicara benarkah tidak ini? Jangan-jangan kau cuma tipu-tipu saja”. Sang penggergaji menjawab, “hahaha…tidak ada tipu-tipu, satu kali cinta, tetap cinta. Cinta Uter, apa lagi cinta ade”. Cinta yang diucapkan bukan hanya dibibir saja tapi dibuktikannya yaitu disahkan mereka menjadi satu yaitu melalui nikah adat masyarakat Aitinyo.

Dari kisah rimbawan penggergaji kayu yang dilukiskan melalui syair lagu di atas rupanya mempunyai makna yang begitu dalam yaitu bukan hanya tentang cinta pada gadis Aitinyo tapi juga cinta pada Danau Uter.

Di danau Uter terdapat kisah-kisah atau cerita-cerita tersembunyi dan keindahan alam yang mengagumkan dan mempesona. Danau Uter sebagai salah satu objek wisata alam nan eksotis, yang menyimpan potensi unggulan sektor parawisata. Air yang bening membiru, menembus pandang hingga dasar danau.  Danau Uter membentuk ekosistem dan tempat beberapa jenis ikan yang hidup di dalamnya. Dan dikelilingi bukit-bukit kapur bervegetasi warna-warni beraroma khas alam yang menyegarkan dan indah.


Danau Uter berada di Kabupaten Maybrat, Sorong, Papua Barat. Untuk sampai di sana bisa mengunakan mobil atau motor dari kota Sorong, dengan jarak tempu kurang lebih 4 jam perjalan.***